Upacara Asyeik

Provinsi Jambi
Komunal Pengetahuan Tradisional
Jenis Pengetahuan dan Kebiasaan Perilaku Mengenai Alam dan Semesta
Sub Jenis pengetahuan tradisional,ritus,adat istiadat,tradisi lisan,
Kustodian (Masyarakat yang Memelihara)
Alias
Pelapor
Uraian Singkat Asyeik adalah sebuah upacara tradisional masyarakat Kerinci untuk kesembuhan atau upacara pengobatan. Biasanya bila ada warga yang sakit, walaupun sudah diperiksa oleh yang ahli dan telah pula diberi obat oleh yang pintar, namun penyakitnya tidak mau juga hilang, maka diadakanlah upacara Asyeik sebagai sebuah alternatif mencari kesembuhan. Masyarakat di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi adalah sebuah rumpun Melayu yang memliki hubungan erat dengan alam dan kekuatan-kekuatan di dalamnya. Hubungan antar makrokosmos dan mikrokosmos, alam atas dan alam bawah terjalin harmonis dan tetap dijunjung. Hal tersebut tercermin pada upacara Asyeik. Asyeik adalah sebuah ritual penyembuhan melalui gerak tari, simbol-simbol dan mantra. Disini pun tercermin strata religiusitas pada pelakunya.Kemunculan dan penggunaan mantra dalam masyarakat Melayu, berkaitan dengan pola hidup mereka yang tradisional dan sangat dekat dengan alam. Upacara penyembuhan ini dilakukan dengan tujuan mengundang para arwah leluhur atau dewa untuk dapat memberikan pengobatan atau menyembuhkan anggota masyarakat yang sedang sakit. Upacara ini merupakan alternatif penyembuhan ketika berbagai upaya telah dilakukan namun belum membuahkan hasil. Kelengkapan upacara ini adalah berbagai ramuan yang disiapkan di dalam dulang (nampan). Pernik-perniknya antara lain bungo radang tujuh (tujuh macam bunga yang diikat menjadi satu), empat macam jeruk yang diramu (merancah limau), ayam panggang, bertih beras, nasi putih, nasi hitam, nasi merah, nasi kuning, telur rebus, lepat tepung beras, dan lepat pulut. Semua perlengkapan itu diletakkan di sako (sangkar) yang terbuat dari anyaman bambu, sebanyak tujuh sako. Segalanya sebanyak tujuh buah/set. Hal ini sebagai perlambang dari jumlah tulang rusuk yang terdiri dari tujuh potong, tujuh petalo langit dan tujuh petalo bumi.
Gambar picture
Sumber / link https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=323