Uraian Singkat
|
Wor dalam kebudayaan orang Biak dipandang dari dua sisi, yaitu tradisi wor sebagai upacara adat dan wor sebagai nyanyian adat. Wor sebagai upacara adat mengandung suatu makna simbol dalam kehidupan orang Biak yang di dalamnya terkandung nilai-nilai budaya yang mengatur hubungan mereka dengan sang penciptanya, hubungan mereka dengan sesamanya, dan hubungan mereka dengan lingkungan alam di mana mereka berada. Dalam tradisi religi orang Biak, Wor dianggapnya sebagai suatu upacara yang sakral. Wor berfungsi melindungi seseorang individu dalam momen peralihan peran sosialnya, mulai dari saat ia lahir, hidup, hingga mati. Orang tua Biak mengatakan: Nggowor baido nari nggomar (kalau kita tidak menyanyi kami akan mati). Hakekat dari pernyataan ini adalah, bahwa Wor merupakan jaminan kepastian dan kelestarian hidup bagi orang Biak Numfor. Wor (upacara tradisi orang Biak) dibagi atas dua bagian, yaitu : (a) upacara siklus hidup, dan (b) upacara insidentil. Wor Siklus Hidup yaitu upacara yang dilakukan dalam mengikuti tahapan pertumbuhan manusia yang dikenal dengan sebutan upacara siklus hidup (daur hidup). Wor insidentil yaitu beberapa upacara yang dilakukan dalam lingkaran hidup orang Biak yang disesuaikan dengan kondisi alam dan situasi hidup yang dihadapinya, antara lain Wor Fan Nanggi untuk menunjukkan kedudukan Manseren Manggundi dalam kehidupan religi orang Biak, Wor Fan Nanggi yang merupakan media pemujaan untuk mengundang kehadiran Manseren Manggundi dan mengharapkan pertolongannya dalam kehidupan mereka selanjutnya. |